Senin, 06 Juni 2011

Tentang Bedah SESAR

SEJARAH BEDAH CESAR
Pada 1316, Robert II dari Skotlandia dilahirkan dengan bedah caesar, ibunya Marjorie Bruce, kemudian meninggal. Bukti pertama mengenai ibu yang selamat dari bedah sesar adalah di Siegershausen, Swiss tahun 1500: Jacob Nufer, seorang pedagang babi, harus membedah istrinya setelah proses persalinan yang lama. Prosedur bedah sesar di waktu lampau mempunyai angka kematian yang tinggi. Di Britania Raya dan Irlandia, angka kematian akibat bedah sesar pada 1865 adalah 85%.

Pada 5 Maret 2000, Inés Ramírez melakukan bedah caesar pada dirinya sendiri dan berhasil mempertahankan nyawanya dan juga bayinya, Orlando Ruiz Ramírez. Ia dipercaya sebagai satu-satunya wanita yang melakukan bedah caesar pada dirinya sendiri.

TENTANG BEDAH SESAR
Bedah sesar (bahasa Inggris: caesarean section atau cesarean section dalam Inggris-Amerika), disebut juga dengan seksio sesarea (disingkat dengan sc) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi. Bedah caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Sebuah prosedur persalinan dengan pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan spesialis kandungan, anak, anastesi serta bidan.

Ada beberapa unsur yang dapat menjelaskan asal kata "caesar".
Istilah dapat diambil dari kata kerja bahasa Latin caedere yang berarti "membedah". Dengan demikian "bedah caesar" menjadi gaya bahasa retoris.
Istilah yang mungkin diambil dari pemimpin Romawi kuno Julius Caesar yang disebut-sebut dilahirkan dengan metode tersebut. Dalam sejarah, hal ini sangat tidak memungkinkan karena ibunya masih hidup ketika ia mencapai usia dewasa (bedah caesar tidak mungkin dilakukan pada masa tersebut terkait dengan teknologi yang tidak mendukung), tetapi legenda tersebut telah bertahan sejak abad ke-2 SM.
Hukum Romawi yang menjelaskan bahwa prosedur tersebut perlu dilakukan pada ibu hamil yang meninggal untuk menyelamatkan nyawa sang bayi. Hal ini dikenal dengan istilah lex caesarea, sehingga hukum Romawi mungkin menjadi asal usul istilah ini.
Secara umum, istilah "bedah sesar" merupakan gabungan dari hal-hal tersebut di atas. Kata kerja caedo dalam kalimat a matre caesus ("membedah ibunya") digunakan pada masa Romawi untuk mendeskripsikan operasi tersebut.

JENIS :
Ada beberapa jenis bedah sesar:

Jenis klasik yaitu dengan melakukan sayatan vertikal sehingga memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Akan tetapi jenis ini sudah sangat jarang dilakukan hari ini karena sangat berisiko terhadap terjadinya komplikasi.
Sayatan mendatar di bagian atas dari kandung kemih sangat umum dilakukan pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko terjadinya pendarahan dan cepat penyembuhannya.
Histerektomi caesar yaitu bedah caesar diikuti dengan pengangkatan rahim. Hal ini dilakukan dalam kasus-kasus dimana pendarahan yang sulit tertangani atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari rahim.
Bentuk lain dari bedah caesar seperti bedah sesar ekstraperitoneal atau bedah sesar Porro. Bedah sesar berulang dilakukan ketika pasien sebelumnya telah pernah menjalan bedah sesar. Umumnya sayatan dilakukan pada bekas luka operasi sebelumnya.
Di berbagai rumah sakit, khususnya di Amerika Serikat, Britania Raya, Australia dan Selandia Baru, sang suami disarankan untuk turut serta pada proses pembedahan untuk mendukung sang ibu. Dokter spesialis anastesi umumnya akan menurunkan kain penghalang ketika si bayi dilahirkan agar orang tua si bayi dapat melihat bayinya. Rumah sakit di Indonesia umumnya tidak memperbolehkan adanya orang lain turut serta waktu persalinan dengan bedah sesar termasuk sang suami.

INDIKASI KENAPA HARUS DILAKUKAN BEDAH SESAR :
Dokter spesialis kebidanan akan menyarankan bedah sesar ketika proses kelahiran melalui vagina kemungkinan akan menyebabkan risiko kepada sang ibu atau si bayi. Hal-hal lainnya yang dapat menjadi pertimbangan disarankannya bedah sesar antara lain:
- proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses persalinan normal
(distosia)
- detak jantung janin melambat (fetal distress)
- adanya kelelahan persalinan
- komplikasi pre-eklampsia
- sang ibu menderita herpes
- putusnya tali pusar
- risiko luka parah pada rahim
- persalinan kembar (masih dalam kontroversi)
- sang bayi dalam posisi sungsang atau menyamping
- kegagalan persalinan dengan induksi
- kegagalan persalinan dengan alat bantu (forceps atau vakum)
- bayi besar (makrosomia - berat badan lahir lebih dari 4,2 kg)
- masalah plasenta seperti plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir), placental
abruption atau placenta accreta)
- kontraksi pada pinggul
- sebelumnya pernah menjalani bedah caesar (masih dalam kontroversi)
- sebelumnya pernah mengalami masalah pada penyembuhan perineum (oleh proses
persalinan sebelumnya atau penyakit Crohn)
- angka d-dimer tinggi bagi ibu hamil yang menderita sindrom antibodi antifosfolipid
- CPD atau cephalo pelvic disproportion (proporsi panggul dan kepala bayi yang tidak
pas, sehingga persalinan terhambat)
- Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal (hidrosefalus)
- Ibu menderita hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi)

Harap diingat bahwa institusi yang berbeda dapat memiliki pendapat yang berbeda pula mengenai kapan suatu bedah sesar dibutuhkan. Di Britania Raya, hukum menyatakan
bahwa ibu hamil mempunyai hak untuk menolak tindakan medis apapun termasuk bedah sesar walaupun keputusan tersebut berisiko terhadap kematiannya atau nyawa sang bayi. Negara lain memiliki hukum yang berbeda mengenai hal ini. Lihat pula mengenai bedah caesar berdasarkan permintaan.

RESIKO
Data statistik dari 1990-an menyebutkan bahwa kurang dari 1 kematian dari 2.500 yang menjalani bedah caesar, dibandingkan dengan 1 dari 10.000 untuk persalinan normal [1]. Akan tetapi angka kematian untuk kedua proses persalinan tersebut terus menurun sekarang ini. Badan kesehatan Britania Raya menyebutkan risiko kematian ibu yang menjalani bedah caesar adalah tiga kali risiko kematian ketika menjalani persalinan normal [2]. Akan tetapi, adalah tidak mungkin untuk membandingkan secara langsung tingkat kematian proses persalinan normal dan proses persalinan dengan bedah caesar karena ibu yang menjalani pembedahan adalah mereka yang memang sudah berisiko dalam kehamilan.
Bayi yang lahir dengan persalinan bedah sesar seringkali mengalami masalah bernafas untuk pertama kalinya. Sering pula sang bayi terpengaruh pengaruh obat bius yang diberikan kepada sang ibu.






Persalinan normal setelah bedah caesar
Persalinan normal setelah bedah caesar adalah umum dilakukan pada masa sekarang ini. Di waktu lalu, bedah sesar dilakukan dengan sayatan vertikal sehingga memotong otot-otot rahim. Bedah sesar sekarang ini umumnya melalui sayatan mendatar pada otot rahim sehingga rahim lebih terjaga kekuatannya dan dapat menghadapi kontraksi kuat pada persalinan normal berikutnya. Luka bekas sayatan pada bedah sesar sekarang ini adalah terletak di bawah "garis bikini".

REFERENCE :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bedah_sesar



RELATED POST :
- Binatang Paling Beracun Di Dunia
- 20 Ribu untuk 1 jam bersama Ayah
- BAI FANG LI (kisah pengorbanan yang menyentuh hati)
- Funny SMS in English
- Kekuatan tanpa kekerasan
- Chemical.Process.and.Design.Handbook (James G. Speight)
- I AM LEGEND : STORY OF AH LONG (HIV BOY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar