Hal ini juga dirasakan oleh bocah kecil bernama Ah Long yang hidup sendiri diprovinsi Guangxi, China. Ia hidup sendirian dalam menjalani hidupnya baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,menghibur diri dan segala hal lainnya.
Namanya Ah Long , umurnya baru 6 tahun , kedua orang tuanya telah meninggal dikarenakan mengidap penyakit AIDS. Orang orang disekitarnya mengucilkannya karena Ah Long dilahirkan dengan virus HIV yang mengalir di darahnya.
Karena Penyakitnya orang orang disekitarnya tidak menghiraukannya. Sekolah tidak mau menerimanya, bahkan para orang tua murid sepakat akan mencelakainya apabila Ah long muncul kesekolah dan bermain dengan anak anaknya. Bahkan Dokterpun enggan mengobatinya apabila Ah long Kecil sakit.
Saudara nya yang tersisa adalah neneknya yang berusia 84 tahun, seorang nenek yang juga enggan untuk tinggal bersama menemani cucunya tersebut. Nenek ah long sesekali datang ke ah long untuk memberikan kebutuhan hidup dan bahan makanan.
Sahabat terbaik Ah Long adalah anjingnya, menjadi satu satunya sahabat dan teman bermainnya. Seekor binatang menunjukkan hal yang lebih manusiawi ketimbang manusia,mengajarkan kasih dan kemuliaan daripadah ciptaan Tuhan yang katanya paling mulia.
Dari semua foto - foto yang saya lihat mengenai ah long, muncul kesan kedewasaan dan kemandirian dari seorang anak berumur 6 tahun. Tak ada kesan kesedihan disitu,ketegaran dalam wahah dan tingkah laku nya yang mandiri begitu kuat menjadi inspirasi saya. Mengajarkan pada saya untuk bersyukur atas begitu banyak kenikmatan hidup yang saya miliki sekarang. Kesehatan,pekerjaan dan semua yang saya miliki sekarang harus bisa saya syukuri.
Dan semoga kisah ini juga bisa menjadi Inspirasi bagi semua yang membacanya..
SOURCE STORY :
http://www.speedytown.com/goodday/index.php/kisah-hidup-bocah-penderita-hiv-di-cina/
http://english.people.com.cn/
RELATED POST :
- 20 Ribu untuk 1 jam bersama Ayah
- BAI FANG LI (kisah pengorbanan yang menyentuh hati)
- Funny SMS in English
- Kekuatan tanpa kekerasan
- Chemical.Process.and.Design.Handbook (James G. Speight)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar